47 tahun…. Tuaa ya? Iyaa, tuaaa sudah…

Tapi maman sih nggak pernah malu, apalagi ngumpet2in umur, karena nggak ada yang salah dengan menua. Justru mamak bangga dengan ketuaan mamak, mamak masih bisa meniup lilin ulangtahun mamak yang ke 47 di puncak Gunung Batur. Beruntung  kaleee lah si joephita in bah !

Mungkin buat sebagian orang ini hanya pencapaian kecil , halaah cuma gunung setinggi 1717 mdpl aja kok! Yah nggak apa2 sih, tapi ini pencapaian mamak, puncak Mamak, dan standard pencapaian tiap orang itu beda. Walaupun mamak strunggling untuk mencapai ini, tapi pada akhirnya, mamak berhasil ! Mamak berhasil sampai di puncak.

Buat mamak, yang seorang emak2 berumur 47 tahun, ini tidak mudah dan jujurnya sih cukup berat , apalagi di masa muda mamak tidak pernah jadi “ anak gunung” dengan pengalaman mendaki berpuluh kali. Ini baru pengalaman mamak yang kedua kalinya setelah mendaki Gunung Abang sebagai pengalaman pertama.

Beberapa kali mamak hampir menyerah. Jangan ditanya berapa kali mamak berhenti untuk berisitirahat , banyaaakk kaliiii…..

Tapi mamak merasa, mungkin itulah kunci  mamak bisa berhasil, dengan tidak memaksakan diri. Mamak berhenti untuk mengatur napas, dan mengistirahatkan kaki mamak, sambil mengumpulkan tenaga. Dan setelah pulih, mamak kembali melanjukan pendakian . Artinya, mamak tahu batas kemampuan diri mamak, kapan harus berhenti, tahu kapan harus melanjutkan kembali.

Saat mamak mencapai puncak, dan menyaksikan pemandangan yang melukiskan betapa agungnya Tuhan itu , rasanya setimpal dengan pendakian yang berat yang baru saja mamak selesaikan !

Saat mendaki, mamak tidak mau melihat ke atas, karena puncak yang tinggi akan terlihat jauh dan sulit di jangkau. Mamak hanya melihat dan focus dengan apa yang ada di depan mata , supaya langkah mamak jangan sampai tersandung bebatuan yang ada di depan mamak. Sesekali, saya melihat ke belakang, untuk melihat sudah sejauh ini pendakian saya, pencapaian saya, dan itu memicu semangat saya!

Saya masih punya banyak hal untuk di perjuangkan dan dicapai, dan itu tidak mudah, saya tahu. Tapi saya bisa ada disini saat ini, mensyukuri 47 tahun perjalanan hidup saya  di ketinggian 1717 meter di atas permukaan lautl, memberi saya satu keyakinan , yaitu bahwa saya mampu , saya bisa!

Bukan karena saya manusia super kuat , tapi karena Tuhan selalu menopang  saya , dan juga karena saya dikelilingi oleh orang2 yang menyayangi dan mendukung saya, mereka keluarga dan sahabat2 saya.

Jovita

Hi, saya Jovita, welcome to my blog
Blog ini berisi tentang cerita perjalanan , petualangan, kisah hidup dan pemikiran-pemikiran pribadi saya sebagai seorang perempuan. Pernah berprofesi sebagai dosen, tapi akhirnya memilih untuk mengejar keinginan menjadi seorang penulis atau blogger.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *